Analisis Beat Sheet novel Oppa&I Love Signs

 


Sumber gambar: Goodreads.com 

Hai, balik lagi nih, dengan konten analisis beat sheet dari bukunya Jessica Brody.

Analisis dilakukan berdasarkan limabelas beat sheet dan genre dari buku Save The Cat writes a novel oleh Jessica Bordy.

Genre: Buddy Love ketika kehidupan si hero berubah saat seseorang datang di hidupnya.

Gambaran pembuka. Kita ketemu lagi dengan kisah Jae In dan Jae Kwon dari buku sebelumnya. Mereka kini sudah kelas 3 SMA atau Go Sam. Kehidupan mereka berjalan seperti biasa sebelum sebuah bom dijatuhkan: Choi Seungwon mengaku bahwa Jae In adalah kekasihnya.

Persiapan. Kehidupan Jae In dan Jae Kwon mulai berwarna apalagi oleh teman-teman dan keluarga mereka. Sandy tengah hamil anak ketiga yang membuat Jae Kwon mau ga mau menuruti permintaan ibunya. Jae In magang di RGY Animations studio animasi milik sutradara Yoon. Kita juga dipertemukan kembali dengan Sara, Haneul, Daesuk dan Taejun teman-teman si kembar Park. Haneul juga sekarang berstatus pacar Jae Kwon setelah berhasil jadian di novel sebelumnya.

Katalis. Teman-teman di sekolah membicarakan Jae In bahkan ratu gossip di kelasnya, Yu Shin. Jae In yang masih kaget memutuskan untuk kabur dari kelasnya dan menghabiskan waktu menggambar. Keabsenan Jae In membuat kakak dan teman-temannya mencarinya di seantero sekolah. Jae Kwon juga menuliskan kertas cara menghadapi skandal untuk Jae In. Jae In hanya punya studio tempatnya berlari ia terus berusaha menggambar Gaegueyon salah satu karakter animasi tapi tetap saja entah kenapa gambarnya menjadi katak aneh.

Debat. Jae In berdebat dengan dirinya apakah ia akan menelepon Seungwon atau tidak. Akhirnya Jae In memutuskan mengirim pesan ke Seungwon dibalas dengan hangat olehnya. 

Menerobos babak 2. Jae In akhirnya menceritakan semuanya ke sang kakak, Jae Kwon. Setelah mendengar cerita Jae In, Jae Kwon memahami semuanya.

Cerita B. Tae Jun dan Sara berusaha mengalihkan perhatian. Tae Jun menyatakan cinta pada Sara membuatnya dihukum dan Sara menemani Tae Jun di hukumannya. Jae In mulai terbuka pada Sara ia berterimakasih karena temannya itu rela jadian demi dirinya. Jae Kwon juga menceritakan tentang ayahnya yang sempat tinggal di sebuah apartemen di novel sebelumnya pada teman-temannya.

Keseruan. Liburan musim panas tiba dan Jae Kwon mengajak Jae In dan teman-temannya untuk ke Busan mengunjungi kakeknya. Jae In bahkan harus lembur demi mengerjakan tugas dari sutradara Yoon. Sesampainya di Busan, suasana ramai malah membuat Jae In ingin tetap di kamarnya tapi ajakan kakak dan teman-temannya tidak bisa ditolak.

Titik Tengah. Haneul dan Sara akhirnya punya kesempatan untuk berbicara dengan Jae In. Haneul bahkan memberikan tanda-tanda orang jatuh cinta pada Jae In setelahnya, ia dan Sara bergabung dengan para cowok untuk bermain voli. Di sanalah, Jae In kembali bertemu dengan Seungwon.

Musuh mendekat. Jae Kwon mengajak Seungwon untuk tanding taruhan kalau dia menang, Seungwon akan menghapus pernyataanya.

Semua Musnah. Jae Kwon menang dari Seungwon tapi ia hampir merengang nyawa di Taejeongdae. Jae In terlihat marah pada Jae Kwon ia kemudian mengurung diri di kamarnya setelah mereka sampai di penginapan kakeknya. Jae In dan Seungwon akhirnya pergi kencan untuk yang pertama dan terakhir karena Seungwon harus menepati janjinya pada Jae Kwon. Setelah mereka sampai rumah, Jae Kwon melihat bahwa Jae In mengumpulkan barang-barang dari Seungwon bahkan menggambar karakter Gaeguyron setengah Seungwon.

Kegelapan Jiwa. Jae In kini sudah berada di rumahnya. Ia masih terus memikirkan perasaanya. Semuanya seperti benang kusut. Jae In masih belum paham perasaannya sendiri.

Menerobos babak 3. Jae In kemudian mengumpulkan semua barang pemberian Seungwon lama kelamaan semuanya makin jelas. Jae In kemudian mengingat waktu yang ia habiskan bersama Seungwon  ia juga mengingat tanda-tanda jatuh cinta versi Haneul.

Klimaks. Jae In yakin, ia jatuh cinta dengan Seungwon. Jae In baru saja menelepon Seungwon tapi Seungwon yang lebih dulu menelepon Jae In. Keduanya bertemu di depan rumah si kembar Park. Ternyata Jae Kwon sudah merestui hubungan Jae In dan Seungwon bahkan ialah yang mengirimkan foto-foto gambar Jae In dan barang-barang Seungwon yang Jae In kumpulkan.  Jae In berkata waktu itu, dia belum memastikan perasaannya. Jae In kemudian menyatakan cinta pada Seungwon.

 Sandy dibawa ke rumah sakit untuk melahirkan Jae In, Jae Kwon dan teman-teman mereka ikut ke rumah sakit. Jae Kwon melihat Seungwon menenangkan Jae In dengan caranya. Anggota baru lahir, adik Perempuan si kembar Park bernama Jae Mi.

Gambaran penutup. Jae In dan Jae Kwon mengerjakan pekerjaan rumah karena sang ibu masih sibuk memulihkan diri dan mengurus Jae Mi. Jae Kwon kira jatuh cinta membuat Jae In jauh darinya tapi Jae Kwon malah mendapatkan adik manisnya kembali. Jae Kwon berkata perhatiannya akan terbagi dan Jae In juga dengan Jae Mi walaupun masih malu-malu ketika Jae Kwon menyebut Seungwon yang menyita perhatian Jae In. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

The History of World Hello Day

Gambar
  What is World Hello Day? World Hello Day, which falls on November 21st and 22nd every year, is a day that reminds us of the importance of communication in maintaining peace. You can participate by saying or sending a "Hello" message to at least 10 contacts or people you meet. The Brief History of World Hello Day As reported by detik.com, World Hello Day originated as a response to the conflict between Egypt and Israel known as the Yom Kippur War. World Hello Day reminds us that communication is better than war. World Hello Day was initiated by the McCormack brothers: Brian McCormack and Michel McCormack, who started a peace campaign. The McCormack brothers collected all their money to buy stamps and wrote letters to world leaders. Their efforts were not in vain, as they received support from more than 15 countries. The word "hello" itself has been around since 1827. The word commonly used when answering the telephone was not actually recommended by the i...
Baca selengkapnya

3 Reasons Why I Chose Amsterdam as the Setting for Double Minority Hanna

Gambar
 As many of you may already know from reading my novel Double Minority Hanna , I previously shared the inspiration behind the story, which comes from personal experiences and my community. In this article, I want to delve into why I chose Amsterdam as the setting for Double Minority Hanna and how it plays a vital role in Hanna’s journey. 1. Mental Health Support and Recovery Environment in Amsterdam One of the key reasons I chose Amsterdam is its robust mental health support system and recovery-friendly environment. The city is home to communities, organizations, and a cultural attitude that promotes a positive outlook on mental illness. This is why Hanna, following her brother's suggestion, moves to Amsterdam. The environment contrasts sharply with that of Indonesia, where mental health stigma is prevalent and mental illness is often misunderstood as violence or weakness. In Amsterdam, Hanna finds fewer people willing to bully her, thanks to the city's more progressive stance...
Baca selengkapnya

The Crucial Role of Physical Health in Mental Illness Recovery

Gambar
  As you all know, I've recently begun a regular workout routine, starting with just 5 minutes of exercise each day. This is my update on how it's been going and the significant impact it has had on my mental health. For a long time, my doctor has advised me to exercise, but I have always found myself being lazy and putting it off. Exercise seemed like a daunting task, especially when struggling with the symptoms of paranoid schizophrenia. The idea of getting up and moving felt overwhelming, and I was skeptical about how much a simple workout could actually help. However, as time passed, I realized just how right my doctor was! Once I started working out, my mood improved significantly, and I felt much more stable. Remarkably, my symptoms of paranoid schizophrenia have diminished, even after my doctor reduced my nighttime medication from 400 to 300 milligrams. This reduction in medication was a milestone for me, and I believe that my commitment to physical activity played a cru...
Baca selengkapnya