NatashaElizabethpatty

Sumber gambar: Pintrest/Cindy  Gimana rasanya, kalo kamu dilahirkan kembali sebagai tokoh antagonis karena sebuah permohonan di  novel? Louise Sweeny tokoh antagonis novel academy’s fake lover. Perlahan, tokoh Louise Sweeny yang antagonis berubah menjadi tokoh utama. Banyak yang dilakukan si Isekai, mulai dari merahasiakan pertunangannya dengan Ian, berteman dengan si’Tokoh utama’ Stella dan membuat tokoh antagonis yang sesungguhnya, professor Lassen kesal. Tentu saja professor Lassen memanfaatkan dukungannya pada Stella dan berusaha untuk menjatuhkan Louise Sweeny. Tapi, Stella malah terkejut dengan sikap Louise yang malah membelanya bahkan berani melindunginya saat akan ditampar oleh professor Lassen yang membuat Stella sadar bahwa Louise itu memang orang yang tulus dan baik. Hubungan Stella dan Louise yang tidak bisa dibayangkan di novel aslinya menjadi sepasang sahabat. Jangan lupa dengan Louise yang secara tetap menempati peringkat pertama. Stella mulai bisa menerima semuanya dan

Source image:Pintrest.com  Have you ever heard about positive affirmations? You know the kind that you affirm to yourselves usually in the morning before you start your day. That’s just words it doesn’t make a difference As a person with mental illness, I do positive affirmations every day and it does make a difference. Positive affirmations may just consist of positive words but they actually impact more than that here are 4 reasons why positive affirmations matter for your mental health. # 1 It sets the mood of the day When you start off your day with positive affirmations, the affirmations usually set the mood of the day. Take it from my experience when I do positive affirmation it just makes my day better eventough bad things happen that day. In Uni this often happens but I keep being reminded of the positive affirmation that I did in the morning. # 2 It enlightens you and others Back in Uni, only a few people know about my mental illness and many don’t really or don’t want to unde

Sumber gambar:mydramalist  Female lead kita, adalah Cheng Shaoshang (Zhao Lusi) gadis dari keluarga jenderal yang ditinggalkan orangtuanya selama 15 tahun. Shaoshang adalah sosok yang periang, keras kepala dan tulus. Semuanya berubah semenjak sang ayah menjadi jenderal dan mereka mendapat rumah baru di ibukota. Shao Shang punya hubungan yang jelek dengan ibunya yang selalu membanding-bandingkannya dengan sepupunya, Cheng Yang (Xu Jiao) Male lead kita Ling Buyi/Huo Buyi (Leo Wu) seorang jenderal muda yang kehilangan ayahnya dan dibesarkan di istana. Ling Buyi itu kalo istilah sekarang mungkin most wanted boy karena dia digilai oleh banyak cewek bahkan oleh putri raja. Pertemuan pertama mereka berlangsung saat Shaoshang akan pergi ke rumahnya di ibukota walaupun hanya tangannya. Di festival lampion keduanya bertemu secara langsung karena Ling Buyi menyelamatkan Shaoshang dari kebakaran. Festival lampion membawa Shaoshang disukai oleh second lead kita Yuan Shanjian (Li Yun Rui) yang juga

  Sumber gambar: Pintrest  Mana nih pecinta drama?  Termasuk drama Jepang , Drama Korea dan China. Pernah ga sih tau dengan yang namanya second lead syndrome atau mungkin pernah ngalamin? Menurut Tatlerasia.com, second lead syndrome itu saat kamu mulai ngeship tokoh utama wanita dengan second lead. Bingung ga tokoh yang disebut second lead itu kayak apa sih? Nih ada 5 ciri-ciri second leadnya # 1 Jagain jodoh orang Sumber gambar: Pintrest  Ciri yang pertama itu jagain jodoh orang ini pas banget buat second lead. Contohny Han Jipyeong di start up yang menjaga Seo Dalmi walaupun berakhir ga jadi sama Dalmi terus juga Yuan Shanjian di Love like a galaxy yang jagain Cheng Shaoshang dan berakhir ga jadi sama dia # 2 Berakhir sendirian atau jomblo Sumber gambar: Pintrest  Biasanya nih second lead itu susah move on dan berakhir jadi jomblo bahkan ketika tokoh utama wanita dan pria udah jadian. Tapi ga selalu ya! Ada beberapa case second lead malah jadian sama tokoh utama wanita umun

Source image: Pinterest/Our Mindful Life   Happy New Year! Now that a new year has started you might already have a resolution for this year, right? A resolution usually includes your goals, hopes, and evaluations from the past year. Writing a resolution is important to start a year to be more productive. When you write a resolution it usually depends on your goals (short-term dan long-term goals) and also what bad habits or traits you want to change. Changing a habit and traits can be hard that’s why writing a resolution can motivate you more. Here are 3 Things you must write on your next year's New Year’s Resolution. # 1 Divide  goals by highlighting or underlining certain goals It’s important to underline or highlight certain goals to achieve in the new year. Start with the color red, and underline what career goals you really want to accomplish and are urgent such as excelling in your career, getting a job, getting promoted, etc. Then you can add another color like yellow

Sumber gambar: pintrest    Female lead kita di webtoon ini adalah putri Yurisien dari Carna yang digambarkan punya rambut hitam dengan wajah cantik. Yurisien ini dikirim dari Carna ke Murien untuk menikah dengan male lead kita, Putra mahkota Karyuel. Karyuel itu sosok yang sempurna dan dikagumi banyak orang karena ketampanan dan kepiawaiannya dalam berperang dan pedang ia dijuluki swordmaster. Perjodohan ini bikin keduanya ga suka dan kepengen cerai awalnya. Hubungan mereka mulai berkembang apalagi saat mereka mencari harta karun dan berhasil menemukannya. Pencarian harta karun yang malah mengikat mereka dalam ikatan pertunangan. Namun, kisah mereka ga mulus nih karena ada seseorang atau dua orang. Kenalin antagonis awal Edelia von Magnaga seorang puteri bangsawan yang dikira bakal jadi putri mahkota. Edelia berusaha menjatuhkan Yurusien dengan iblis yang dia panggil. Ga Cuma Edelia, si Luze yang cinta mati sama Karyuel pun jadi alat Edelia. Usaha Edelia ini malah bikin Yursien

  Source image: Pinterest  We've all experienced moments where encountering a problem led to the instinct to avoid or run away from it. As humans, facing challenges is a normal part of life. However, many times, we opt to escape from these problems. Personally, as someone living with schizophrenia, I've often found myself wanting to evade my mental health challenges. Initially, acceptance of my condition was difficult, leading me to want to escape—both physically and mentally—from confronting the reality. Perhaps you can relate to instances when fear of problems compelled you to choose avoidance. I've repeatedly chosen to run away until I realized the significant 3 reasons why avoiding problems is ultimately wrong. # 1 Running away from problems leads to deeper consequences. During my university days, fear led me to fail a class. Avoidance of tasks due to apprehension of facing the lecturer resulted in severe consequences. The repercussions of evading problems can escalate,

  Sumber gambar: goodreads.com  Wira, seorang taekwondoin yang memutusakan untuk berhenti dari taekwondo setelah kematian Faiz, sahabat baiknya. Hari itu, ia dan Nadine seorang sahabat sekaligus gadis yang disukainya tidak dapat saling menghibur satu sama lain. Setelah lulus sekolah, Wira memutuskan untuk berkuliah di Malang tempat sang nenek. Wira membatasi interaksinya dengan orang lain. Interaksinya menjadi sangat terbatas terlebih karena dirinya yang memutuskan untuk tidak menggunakan ponsel. Semuanya berubah setelah kejadian itu ketika ia membela Kayla seorang mahasiswi baru jurusan kedokteran hewan. Tidak lupa, Wira dan Kayla mempunyai seekor kucing yang mereka selamatkan. Kayla, cewek itu terus saja mendekati Wira bahkan menawarinya untuk masuk UKM Taekwondo di kampus. Keteguhan hati Kayla berhasil setelah  Wira memutuskan untuk bergabung bahkan ikut berkompetisi. Hubungan keduanya makin dekat semenjak bergabung dalam organisasi yang sama. Kompetisi taekwondo diselenggarak