5 Kesalahan Umum dalam Penulisan Beat Persiapan dan Cara Menghindarinya

Beat persiapan adalah salah satu tahap penting dalam struktur cerita yang membantu tokoh utama menyesuaikan diri dengan dunia baru yang berbeda dari kehidupan sebelumnya. Dalam buku Save the Cat Writes a Novel, beat ini berfungsi untuk memperlihatkan bagaimana karakter utama beradaptasi, memperkenalkan karakter pendukung, serta membangun ketegangan yang akan meledak di titik tengah cerita.

Namun, banyak penulis melakukan kesalahan dalam menulis beat persiapan. Berikut adalah lima kesalahan umum dan cara menghindarinya:

1. Terlalu Panjang dan Lambat

Kesalahan ini sering terjadi ketika penulis memberikan terlalu banyak informasi (info dumping), sehingga memperlambat alur cerita.

Solusi:

  • Berikan tantangan kecil bagi protagonis agar pembaca tetap terlibat.

  • Gunakan adegan yang memiliki tujuan jelas. Misalnya, dalam novel Dan Aku Menemukanmu, Cleo memutuskan untuk pergi ke Jakarta sebagai bagian dari transisi ke dunia barunya.

  • Jika terasa lambat, pertimbangkan untuk mempercepat konflik utama atau menambahkan subplot menarik. Seperti dalam Love at the Rooftop, ada adegan bakso yang mengenai dahi Vian, yang menambah dinamika cerita.

2. Tidak Ada Perbedaan Jelas dari Opening Image

Beat persiapan harus menunjukkan perubahan dari dunia lama ke dunia baru dengan jelas. Jika perbedaannya tidak terasa, maka karakter utama akan tampak stagnan.

Solusi:

  • Pastikan ada transisi yang jelas antara dunia lama dan dunia baru. Contohnya, dalam Dan Aku Menemukanmu, Jakarta digambarkan sangat berbeda dari Sydney.

  • Perkenalkan aturan, tantangan, dan dinamika dunia baru. Dalam 1 for U, Cessa harus menghadapi lingkungan miskin yang baru pertama kali ia rasakan saat bersama Surya.

  • Tunjukkan bagaimana tokoh utama mulai berubah dan beradaptasi dengan dunia baru tersebut.

3. Tantangan yang Kurang bagi Tokoh Utama

Jika karakter utama tidak menghadapi tantangan dalam bab persiapan, cerita akan terasa datar dan kurang menarik.

Solusi:

  • Tambahkan konflik kecil sebagai latihan awal bagi karakter utama, misalnya kecemburuan karena melihat orang yang disukai jalan dengan orang lain.

  • Pastikan ada hambatan yang membuat karakter utama harus berusaha untuk beradaptasi.

  • Gunakan karakter sekutu atau antagonis untuk menambah ketegangan. Dalam Apapun Selain Hujan, ada Attar yang sudah mengincar Kayla, menciptakan konflik yang memperkaya cerita.

4. Tidak Ada Harapan Palsu atau Keberhasilan Sementara

Jika tokoh utama terus-menerus gagal tanpa ada momen kemenangan, cerita bisa terasa monoton dan melelahkan bagi pembaca.

Solusi:

  • Berikan momen kemenangan kecil yang membuat tokoh utama (dan pembaca) merasa bahwa semuanya akan baik-baik saja. Misalnya, ketika Wira akhirnya berhasil jalan dengan Kayla.

  • Pastikan keberhasilan ini memberikan ilusi bahwa tantangan terbesar telah terlewati. Seperti dalam Harry Potter and the Sorcerer’s Stone, di mana Harry berhasil melewati berbagai rintangan sebelum menghadapi tantangan sebenarnya di buku-buku berikutnya.

5. Konflik Tidak Terkait dengan Tema Karakter

Konflik dalam beat persiapan harus berhubungan dengan tema utama cerita dan perjalanan emosional tokoh utama. Jika tidak, cerita bisa terasa lepas dan kurang mendalam.

Solusi:

  • Pastikan konflik awal menggambarkan perjalanan emosional karakter. Misalnya, dalam 1 for U, Surya yang merasa minder karena kemiskinannya kemudian mulai berubah setelah bertemu Cessa.

  • Hubungkan setiap tantangan dengan kekurangan karakter utama. Contohnya, dalam Dan Aku Menemukanmu, Cleo yang buta arah harus nekat mencari Paul di Jakarta yang luas.

  • Jika cerita memiliki tema utama seperti pengorbanan, kepercayaan diri, atau melawan sistem yang bobrok, pastikan tantangan yang dihadapi mencerminkan tema tersebut. Misalnya, jika tokoh utama kesulitan dengan sistem kelas sosial, tambahkan elemen yang memperkuat konflik tersebut, seperti ketertarikan pada seseorang dari kelas sosial berbeda.


Dengan menghindari kesalahan-kesalahan di atas, beat persiapan dalam novelmu akan lebih kuat, menarik, dan mendukung perkembangan karakter utama dengan lebih baik. Pastikan setiap adegan memiliki tujuan dan membangun fondasi yang kokoh untuk babak selanjutnya!


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The History of World Hello Day

3 Reasons Why I Chose Amsterdam as the Setting for Double Minority Hanna

The Crucial Role of Physical Health in Mental Illness Recovery