🩷 Tema dan Pesan Moral dalam The Dating Game karya Nina Ardianti
Halo
pembaca setia!
Selamat
datang kembali di blog ini. Kalau sebelumnya aku sudah menulis tentang beat
sheet dan restory novel The Dating Gamer karya Nina
Ardianti sekarang kita bakal eksplor lebih dalam tema dan pesan moralnya.
Di
dunia digital The Dating Game karya Nina Ardianti menangkap realitas ini
dengan gaya ringan, segar, dan relevan bagi generasi muda urban. Banyak yang
mencari cinta lewat aplikasi dating apps kayak Tinder dan lainnya. Ini juga
dialami oleh Kemal tokoh utama pria yang pernah ketemu cewek melalui tinder di
novel ini.
💞 Tema Utama: Pencarian Jati
Diri dan Cinta yang Sejati
Ga
cuman bahas gimana mencari cinta tapi juga bahas mencari jati diri. Ada adegan
di mana Emma si tokoh utama wanita bilang ke Kemal bahwa ia perlu menyelesaikan
sesuatu bukan dengan hubungan masa lalunya tapi dengan dirinya sendiri yang
takut berkomitmen.
Tidak
hanya Kemal, Emma yang digambarkan sangat independen sampai akhirnya dia sakit
dan dirawat oleh Kemal menggambarkan realita anak muda dengan pekerjaan
sekarang yang mempertaruhkan kesehatan demi uang misalnya meeting di jam 12
malam atau bahkan ga tidur demi menyelesaikan kerjaan.
Novel
ini menyoroti dilema khas anak muda masa kini: ingin dicintai, tapi juga takut
kehilangan independensi.
📱 Hubungan Modern di Era
Digital
Salah
satu daya tarik novel ini adalah penggambaran dunia kencan digital—di mana
swipe, match, dan chat menjadi gerbang awal menuju hubungan. Namun Nina
Ardianti dengan cerdas memperlihatkan sisi lain dari budaya ini: betapa
mudahnya hubungan terasa “game-like”, dangkal, atau penuh ekspektasi yang
palsu. Kayak Emma sebelum benar-benar bisa menerima Kemal perlu waktu lima
tahun karena ia sudah berekspektasi tinggi akan hubungan mereka tapi Kemal
gamau berkomitmen.
👯♀️ Persahabatan sebagai Jangkar
Emosional
Selain
kisah romantis, The Dating Game juga menonjolkan kekuatan persahabatan
perempuan. Kayak Almeira salah satu sahabat Emma yang meyakinkannya untuk tidak
melepas Kemal. Bahkan Shassy yang turut andil dalam pertemuan Kemal dan Emma di
acara pertunangannya dengan Reza teman Kemal. Mereka ga sekedar menanyakan
status kejelasan tapi pengen Emma cerita lebih lanjut.
Oh
ga lupa Oliver sahabat Kemal yang menyadarkan Kemal buat mulai mengejar Emma.
🌷 Pesan Moral: Autentisitas
dan Self-Love
Pesan
utama yang terasa kuat adalah pentingnya kejujuran pada diri sendiri.
Tokoh-tokoh dalam novel ini belajar bahwa cinta yang sehat dimulai dari
keberanian untuk mengenal dan mencintai diri sendiri terlebih dahulu.
Setelahnya baru membuka diri pada orang lain. Perjalanan cinta Kemal dan Emma
yang penuh ups and downs bahkan pas mereka liburan bareng sahabat-sahabat
mereka di Portugal membuktikan bahwa kita harus cinta diri sendiri dulu baru
bisa buka hati buat orang lain.
Lewat
perjalanan penuh ups and downs, The Dating Game menunjukkan bahwa kebahagiaan
tidak datang dari menemukan pasangan sempurna, tetapi dari menjadi versi
terbaik diri kita dalam setiap hubungan.
🪞 Kesimpulan
The Dating Game karya Nina Ardianti bukan sekadar kisah cinta dua insan yang dipertemukan lewat aplikasi kencan. Lebih dari itu, novel ini adalah cermin kehidupan anak muda masa kini yang berusaha menyeimbangkan karier, hubungan, dan pencarian jati diri di tengah dunia digital yang serba cepat.
Melalui tokoh-tokohnya, pembaca diajak memahami bahwa cinta tidak bisa dikejar dengan tergesa-gesa atau dibangun di atas ekspektasi semu. Butuh kejujuran, keberanian, dan terutama — penerimaan terhadap diri sendiri.
Pada akhirnya, The Dating Game mengingatkan kita bahwa perjalanan cinta terbaik bukan tentang menemukan orang yang sempurna, melainkan tentang bertumbuh bersama seseorang sambil tetap menjadi diri kita yang sejati.

Komentar